PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

 

 

 

 



 OLEH

MUNIFA,S.Pd., G.r.

SMAN 1 Besuk

CGP A7 103 (B)

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.


Kegiatan Pemantik
:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kaitan dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini adalah dilema etika. Seorang pendidik tentunya didalam pembelajaran pasti akan bertemu dengan sebuah permasalahan. Penyampaian materi dengan target untuk bisa sampai terhadap tujuan pembelajaran atau kebermanfaatan materi tersebut di kehidupan sehari-hari dalam penerapan kurikulum merdeka.

  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip yang saya anut yaitu pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan memproritaskan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Pembelajaran yang berpihak pada anak merupakan prioritas utama bagi saya agar bisa menanamkan dan menumbuh kembangkan nilai-nilai kebajikan sesuai visi saya yaitu terwujudnya profil pelajar pancasila dengan merdeka belajar.

  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pendidik saya akan menjunjung tinggi pembelajaran yang berpihak pada anak, menuntun segala kodrat yang pada mereka, melihat dan menyesuaikan kebutuhan, bakat dan minat bagi mereka merupakan sebuah proses agar tercapainya pembelajaran yang wellbeing. Pembelajaran berdiferensiasi dengan bermacam-macam tugas sesuai kebutuhan anak akan membuat anak berpikir kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Hal ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya untuk mengambil keputusan agar murid bisa memiliki karakter dan keterampilan sosial emosional yang baik untuk meraih kebahagiaan di masanya nanti.

Hubungan dari proses pembelajaran yang saya alami pada modul ini dengan pernyataan Georg Wilhelm Friedrich Hegel yang mengatakan bahwa Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. Sebagai seorang pendidik harus bisa dan mampu menumbuhkembangkan peserta didik sesuai kodrat yang mereka bawa sejak lahir. Ki Hajar Dewantara menyatakan pendidikan seperti seni karena pendidikan merupakan hasil dari  karya seni cipta, karsa dan karya yang didalamnya memiliki nilai-nilai moral, kebajikan dan kebenaran universal. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang dapat diputuskan melalui sembilan langkah dalam pengambilan keputusan.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Kaitan pratap TRILOKA dengan penerapan pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin jika mengalami dilemi etika maupun bujukan moral tentunya bisa mengacu dan dijadikan sebuah dasar dan pedoman

 Pratap TRILOKA KHD dan kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai berikut

a)      Ing Ngarso Sung Tulodo : (Di depan menjadi contoh dan teladan) sebagai pemimpin pembelajaran kaitannya dengan pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin sebelum membuat keputusan berpikiran terbuka menerima masukan dari orang lain dan tentunya melihat kepentingan umum daripada kepentingan pribadi sehingga keputusannya bisa bijak dan nyaman bagi orang lain dan bisa menjadi contoh dan teladan juga bagi mereka.

b)      Ing Madyo Mangun karso : (Di tengah memberikan dorongan) kaitannya dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dalam memutuskan sebuah permasalahan yang termasuk dilema etika maupun bujukan moral tentunya akan memikirkan baik buruknya akan keputusan yang dia ambil, dari proses penentuan keputusan maka seorang pemimpin hendaknya memfasilitasi dengan memberikan sebuah dorongan terlebih dahulu tentang permasalahan yang ada bagi pihak-pihak terkait keterampilan coaching dengan alur TIRTA dan teknik RASA tentunya akan menggali potensi seseorang akan dari solusi permasalahan yang mereka alami

c)      Tut Wuri Handayani : (Dibelakang memberikan semangat) kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan seorang pemimpin tentunya akan selalu memberikan semangat terhadap orang lain terutama peserta didik dalam pembelajaran dan keputusannya bisa mereka tiru dan dimplementasikan sehingga mampu membuat prakarsa dan ide perubahan.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita merupakan sebuah tolok ukur untuk diri kita sebagai pemimpin pembelajaran yang berkualitas tentunya dengan kompetensi yang mumpuni. Ketika nilai kebajikan sudah tertanam dalam diri kita dan menjadi sebuah karakter maka prinsip sebagai proses ketika kita akan mengambil sebuah keputusan, namun keputusan akan bermuara pada nilai – nilai kebajikan yang sudah tertanam dalam diri kita, memanusiakan manusia dan membuat orang lain merasa tentram nyaman dan damai merupakan tujuan dari sebuah keputusan yang beradasarkan pada nilai-nilai kebajikan.

  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching akan memberi dampak positif karena tujuan dari coaching sendiri menggali potensi dan memberdayakan si coach itu sendiri, sehingga keputusan-keputusan yang diambil melalui proses coaching akan berdampak lebih positif daripada keputusan yang ditentukan oleh  orang lain, karena solusi dari sebuah permasalahan dan keputusan yang akan diputuskan merupakan keputusan dan solusi dari si coach itu sendiri dan pastinya keputusan yang terbaik yang membuat nyaman dirinya dan orang lain juga tentunya, dan keputusan tersebut bisa dipertanggung jawabkan. 

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya terhadap pengambilan keputusan khususnya dilema etika ini sangat berpengaruh. Ketika akan membuat sebuah keputusan kemampuan kompetensi kesadaran diri sangat diperlukan karena memahami permasalahan dari segi intrinsik dan ekstrinsik seseorang serta mencermatinya dengan dengan pemikiran yang jernih dan (mindfullness) sangat berpengaruh sekali terhadap pengambilan keputusan yang bijak yang akan membuat nyaman semua orang dengan tujuan yang positif (pengelolaan diri). Bertukar peran dengan memposisikan diri kita menjadi orang lain juga bisa membuat kita berhati- hati dalam membuat keputusan karena kita akan Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan pasti akan ada rasa empati kepada orang lain (kesadaran sosial). Jika beberapa aspek sosial emosional diatas ini kita pakai dalam proses pengambilan keputusan niscaya keputusan akan bisa dipertanggung jawabkan dan bisa disempurnakan lagi dengan memasukkan proses coaching didalamnya

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai - nilai kebajikan universal seorang pendidik meliputi keadilan, tanggung jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran dan lain-lain. sekolah adalah tempat persemaian penanaman nilai- nilai karakter pelajar pancasila yang merupakan dasar dalam tujuan pendidikan. menumbuhkan dan menanamkan motivasi instrinsik dari dalam diri mereka dengan meumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai - nilai kebajikan yang didapat oleh peserta didik di sekolah akan menjadikan bagi mereka teladan baik bagi siswa ataupun masyarakat yang ada di sekolah ataupun lingkungan lain dan akan menjadikan mereka sebagai masyarakat yang mencapai kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Peran guru sebagai among akan menuntun, mengarahkan dan mendidik murid, tidak ada lagi hukuman dan ancaman. Segitiga restitusi merupakan langkah untuk menumbuhkan dan menanamkan budaya positif. Untuk membangun budaya sekolah yg positif dengan lingkungan yang aman yang mendukung murid untuk menjadi pribadi yang berdaya seimbang dan bahagia salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah memahami lima kebutuhan dasar manusia.

ketika kelima kebutuhan dasar terpenuhi maka murid akan mendapatkan keselamatan dan kebahagian yang sempurna. 

sebaliknya ketika lima kebutuhan dasar tidak terpenuhi dengan baik maka seseorang akan mengalami emosi yang negatif contohnya seperti kecewa, bosan dan sedih bahkan akan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan lima nilai2 kebajikan dan akan melanggar peraturan

  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam pengambilan sebuah keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika pasti ada karena setiap orang memiliki pemikiran dan pandangan masing-masing. Namun ini merupakan sebuah seni yang perlu kita lihat dan dipertimbangkan sebelum mencapai ahir dari pengambilan sebuah keputusan, sebagai pemimpin pembelajaran bersifat terbuka dan selalu menerima saran dan orang lain sangatlah penting berkolaborasi dengan seluruh pemangku kebijakan suatu hal yang sangat mutlak yang harus kita lakukan.

Kaitannya dengan perubahan paradigma dari beberapa kasus dan solusi dari pemikiran-pemikiran dan pandangan kita masing-masing individu di sekolah sangat berkaitan terhadap ahir dari pengambilan keputusan yang akan kita lakukan  diantaranya adalah

1.      paradigma individu lawan kelompok (individual vs community)

2.      Paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.      paradigma kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.      Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid adalah

1.      Melihat kemampuan awal dengan menyusun diagnosis asesment untuk melihat kebutuhan, minat dan bakat anak setelah itu menyusun perencanaan pembelajaran dengan model, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Setiap anak pasti memiliki keistimewaan dan keunikan serta kemampuan yang berbeda-beda seorang pendidik pastinya akan mengetahui kriteria-kriteria anak mereka masing-masing dalam pembelajaran melalui dialog dalam kegiatan sehari-hari maupun pengisian angket yang bisa mengukur kriteria dan kemampuan anak. Pembelajaran berdiferensiasi dengan menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk kebutuhan belajar individu setiap murid merupakan langkah yang efektif.

2.      Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi konten, proses dan produk, materi yang tidak terstruktur, maupun cara belajar) pemetaan dalam artian minat dan bakat anak sudah kita ketahui dari kriteria mereka masing- masing visual, kinestetik atau auditorial sehingga dalam penilain produk mereka tampak dan tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik dan benar.

3.      Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin pembelajaran buatlah orang lain yang terimbas dengan kebijakan kita senyaman mungkin dengan mengimplemetasikan nilai-nilai kebajikan serta memaksimalkan peran dan nilai kita sebagai calon guru penggerak dengan memperhatikan aspek kehidupan di lingkungan sekolah  sehingga bisa menjadi contoh dan teladan bagi mereka sesuai pratap triloka Ing Ngarso Sung Tulodo tentunya dengan keputusan yang berpihak pada anak yang akan membuat anak merasa dicintai dan diperharikan sehingga muncul dalam diri mereka kepercayaan diri mereka dalam pembelajaran yang bisa membawa mereka berkreasi, berinovasi dan bereksperimen yang menjadikan mereka masyarakat yang mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi –tingginya tentunya dengan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan profil pelajar pancasila.

  1. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran sebelum-sebelumnya bahwa pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin dengan berpedoman berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. Selain itu juga pratap triloka pemikiran Ki Hadjar Dewantara Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani juga merupakan nillai-nilai berbasis kebajikan seorang pemimpin sehingga bisa menjadi contoh atau suri tauladan bagi mereka dalam pengambilan keputusan yang penuh tanggung jawab.

 

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang dilema etika adalah sebuah dilema yang muncul dari permasalahan-permasalahan yang menjadi pertimbangan pengambilan keputusan, dimana permasalahan-permasalahan tersebut tergolong permasalahan yang berasal dari sebuah kebenaran benar VS benar yang sama-sama sulit untuk diterima karena saling berbenturan sedangkan bujukan moral adalah benar VS salah. Dan pada dasarnya pengambilan keputusan melalui sembilan langkah sesuia tahapannya dan bisa saya tarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan muaranya adalah pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pedomannya karena memanusiakan manusia dan berpihak pada anak merupakan tugas seorang pemimpin pembelajaran dengan kompetensi yang sudah dimiliki sebelumnya tujuannya adalah menjungjung tinggi nilai kemanusian denga keputusan yang bertanggung jawab.

 

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengalami pengambilan keputusan sebagai wali kelas (pemimpin pembelajaran) dalam situasi moral dilema. Ketika saya mengambil sebuah keputusan hanya berdasarkan intuisi dan rasa kemanusian tanpa mengetahui tiga prinsip, empat paradigma dan sembilan langkah pengambilan keputusan, namun ketika saya mempelajari modul ini ada beberapa yang sudah saya terapkan didalammnya berdasar insting dan naluri saya sebagai pendidik, sebagai ibu anak-anak di sekolah dan rasa kemanusian serta mengedepankan nilai moral dan berpihak pada anak dengan memperhatikan tiga prinsip, empat paradigma dan sembilan langkah pengambilan keputusan dengan mengedepankan kenyamanan terhadap orang yang menerima keputusan saya.

  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari modul ini saya lebih memahami bagaimana prosedur yang baik ketika akan mengambil sebuah keputusan dengan melihat dan mempertimbangkan tiga prinsip, empat paradigma dan sembilan langkah pengambilan keputusan, sehingga saya lebih berhati – hati untuk memutuskan segala sesuatunya ketika akan mengambil sebuah keputusan, mementingkan kepentingan umum daripada pribadi, berpihak pada anak, membuat orang lain merasa nyaman itu merupakan sebuah prioritas utama bagi saya.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari modul ini sangat penting bagi saya calon guru penggerak sebagai pionerr dan pemimpin pembelajaran di sekolah, karena dengan mempelajari modul ini saya mengerti dan memahami prosedur yang harus saya lakukan ketika akan mengambil sebuah keputusan sehingga ketika akan memutuskan sesuatu saya harus lebih berhati-hati dan lebih bijaksana lagi terhadap keputusan saya agar yang terdampak dengan keputusan saya merasa nyaman dan tidak ada pihak yang dirugikan.

Postingan populer dari blog ini