|
|
|
|
KONEKSI ANTAR MATERI
OLEH
MUNIFA, S.Pd., G.r.
SMAN 1 Besuk
CGP A7 103 (B)
Keterkaitan Modul 1 dengan
Modul 2.1 Pembelajaran Diferensiasi
Sebelum
membuat artikel pembelajaran berdiferensiasi dengan mengaitkan seluruh modul
yang sudah saya pelajari dan pahami di pendidikan guru penggerak ini perlu
diperhatikan pertanyaan pemantik berikut ini.
Pertanyaan Pemantik
untuk sesi pembelajaran ini adalah:
- Apakah saya mengubah
pemikiran saya sebagai akibat dari apa yang telah saya pelajari?
- Bagaimana perubahan
pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
- Bagaimana saya tetap dapat
bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran
berdiferensiasi ini?
- Bagaimana saya mengetahui kebutuhan, bakat dan
minat anak?
- Bagaimana saya mengelola kelas dengan beraneka
ragam kebutuhan anak sesuai dengan bakat dan minat mereka?
A.
Pengertian
pembelajaran berdiferensiasi
Tomlinson
(2001) mengatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran
di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik.
Pembelajaran
berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang
terkait dengan: Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan
secara jelas
B.
Melihat
kemampuan awal anak dan kebutuhannya sesuai dengan bakat dan minat
Setiap anak memiliki kecerdasan dan keunikan
masing- masing. Untuk melihat kemampuan mereka ada banyak cara yang bisa guru
lakukan diantaranya adalah:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan
tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar
murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey
menggunakan angket, dialog pribadi dengan siswa, melihat dan memperhatikan
proses ketika materi disampaikan dll)
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi
berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi
konten, proses dan produk, materi yang tidak terstruktur, maupun cara
belajar) pemetaan dalam artian minat dan bakat anak sudah kita ketahui
dari kriteria mereka masing- masing visual, kinestetik atau auditorial sehingga
dalam penilain produk mereka tampak dan tercapainya tujuan pembelajaran
dengan baik dan benar.
- Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
C. Miskonsepsi pembelajaran berdiferensiasi
-
Pembelajaran
yang berpusat pada anak dan guru sebagai fasilitator
Ketika sudah memetakan anak sesuai dengan
kebutuhan dan bakat serta minat mereka, guru bukan memberikan berbagai macam
tugas anak sesuai dengan level kemampuan mereka terstruktur), tetapi lebih
memfasilitasi kebutuhannya (fasilitator) dengan memberikan tugas yang tidak
terstruktur sehingga bisa memberikan ruang lingkup yang tidak terbatas terhadap
anak agar mereka bisa berkreasi dan berinovasi.
-
Pembelajaran
Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
Keberagaman kebutuhan murid bukan berarti guru membedakan tugas sesuai dengan level kognitif mereka, rendah, sedang, maupun tinggi . Karena penilaian kualitatif lebih efektif daripada penilaian kuantitatif penugasan yang tidak terstruktur jauh lebih efektif daripada penugasan secara terstruktur. Penugasan tidak terstruktur lebih membebaskan anak terhadap ruang lingkup belajar mereka. Untuk penilaian guru bisa melihat pemahaman, penguasan, kemampuan, kreativitas dan inovasi mereka dimulai dari konten, proses sehingga menghasilkan hasil karya (produk)
-
Pembelajaran
berdiferensiasi lebih bersifat dinamis dan kondisional
Pembelajaran tidak hanya dilakukan di kelas
maupun ruang laboratorium. Pembelajaran yang menyatu dengan alam sekitar lebih
dinamis dan sangat menyenangkan. Guru menguasai materi tetapi bukan berarti dia
juga tidak butuh terhadap pengetahuan baru dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh anak.sehingga ada sebuah perubahan yang bertahap dalam rentang
waktu yang panjang selama proses pembelajaran.
D.
Koneksi
antar materi pembelajaran diferensiasi dengan materi modul 1.1, 1.2, 1.3, dan
1.4 yang sudah saya pelajari di pendidikan guru penggerak
Keterkaitan antar Materi
Modul 1.1 Filosofi KHD dengan modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi
Dalam memahami arti dan tujuan pendidikan, Ki Hajar Dewantara membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Menurut KHD, pengajaran ( onderwijs) merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran itu sebagai proses dari pendidikan dalam memberikan ilmu, dan pengajaran itu berguna untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan bathin. Sedangkan pendidikan ( opvoeding ) adalah memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki oleh seorang anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat nantinya.
Keterkaitan dengan pembelajaran diferensiasi
Guru sebagai fasilitator yang mengakomodir segala kebutuhan anak, bakat dan minat mereka yang beraneka ragam melalui pembelajaran diferensiasi yang memberikan kebebasan dalam pembelajaran yang ditunjukkan memalui kreatifitas, inovasi, kompetensi mereka dalam penguasaan pengetahuan sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak pada anak.
Modul 1.2 Nilai dan peran Guru penggerak dengan
modul 2.1 pembelajaran diferensiasi
Nilai guru penggerak
1.
Mandiri
2.
Reflektif
3.
Kolaboratif
4.
Inovatif
5.
Berpihak
pada murid
Guru
dalam proses pembelajaran menuntun segala kodrat yang ada pada anak.
Peran guru penggerak mewujudkan kepemimpinan murid, guru memfasilitasi anak, mengarahkan dan mendidik.
Keterkaitan dengan pembelajaran diferensiasi
Guru sebagai fasilitator yang mengakomodir segala kebutuhan anak, bakat dan minat mereka yang beraneka ragam melalui pembelajaran diferensiasi yang yang memberikan kebebasan dalam pembelajaran yang ditunjukkan memalui kreatifitas, inovasi, kompetensi mereka dalam penguasaan pengetahuan sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak pada anak.
Modul 1.3 Visi guru penggerak dengan modul 2.1 pembelajaran diferensiasi
Untuk
pembelajaran diferensiasi dalam mengenalkan materi terhadap pemahaman murid
guru bisa melakukan pendekatan IA dengan tahapan alur BAGJA
- Buat
pertanyaan untuk memetakan kebutuhan anak melalui pertanyaan pemantik (konten)
-
Ambil
pelajaran yang sudah pernah anak alami untuk mereviu ingatan mereka
-
Gali mimpi
anak untuk proses pembelajaran yang akan mereka lakukan dengan penugasan tidak
terstruktur aga mereka bebas untuk mengeksplorasikan bakat dan minat mereka
sehingga
-
Jabarkan tiga
strategi diferensiasi dalam pembelajaran diferensiasi
- Atur/ eksekusi dengan melihat, memahami proses anak ketika melakukan pemahaman, penguasaan materi, kreatifitas dan inovasi mereka sehingga bisa menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan anak dari proses diatas guru bisa menilai kemampuan kognitif dan keterampilan anak.
Keterkaitan dengan pembelajaran diferensiasi
Guru sebagai fasilitator yang mengakomodir segala kebutuhan anak, bakat dan minat mereka yang beraneka ragam melalui pembelajaran diferensiasi yang yang memberikan kebebasan dalam pembelajaran yang ditunjukkan memalui kreatifitas, inovasi, kompetensi mereka dalam penguasaan pengetahuan sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak pada anak.
Modul 1.4 Budaya positif dengan modul 2.1 pembelajaran diferensiasi
Penerapan pembelajaran diferensiasi akan membiasakan siswa untuk bisa bersikap sesuai profil pelajar pancasila, kreatif, inovatif,bernalar kritis dan berakhlaq mulia guru melihat kesenangan anak dalam pembelajaran, kebebasan untuk berpendapat dan berkreasi serta memposisikan sebagai posisi kontrol manajer.
Keterkaitan dengan pembelajaran diferensiasi
Guru sebagai fasilitator yang mengakomodir segala kebutuhan anak, bakat dan minat mereka yang beraneka ragam melalui pembelajaran diferensiasi yang yang memberikan kebebasan dalam pembelajaran yang ditunjukkan memalui kreatifitas, inovasi, kompetensi mereka dalam penguasaan pengetahuan sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak pada anak.
KESIMPULAN
§
Pembelajaran diferensiasi merupakan
implementasi dari pemikiran filosofi KHD pembelajaran yang berpihak pada murid
dan menuntun segala kodrat yang ada pada mereka sehingga mencapai kebahagian
dan keselamatan yang seting-tingginya
§
Nilai dan peran guru penggerak mandiri,
Kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak pada anak merupakan komponen
pembelajaran diferensiasi yang ada pada guru
§
Kebutuhan anak yang beraneka ragam harus bisa
terpenuhi dan terlayani dengan baik sebagai wujud dari pembelajaran
diferensiasi
§
Pembelajaran diferensiasi merupakan wujud dari
budaya positif anak agar bisa belajar mandiri sehingga tumbuh dan tertanam
motivasi internal yang ada pada mereka.